Landasan budaya Jawa adalah kerendahan hati, oleh karena itu tidak jarang kita terdorong oleh kesombongan dalam segala hal yang kita lakukan. Sebagai petani, kita tidak didorong oleh memaksimalkan kekayaan atau meminimalkan waktu. Yang penting bagi kami adalah untuk dapat merasa benar-benar bangga dengan hasil kerja keras kami – itulah yang terbaik. Alam menentukan waktu panen kita, dan karena itu tidak ada gunanya terburu-buru atau mengambil jalan pintas. Guru kami adalah nenek moyang dan alam kami, yang mengajari kami cara menyempurnakan kopi kami. Alam mengajarkan kita semua yang perlu kita ketahui, selama kita mendengarkan dan memperhatikan. Dan di penghujung hari bekerja di perkebunan, tidak ada yang lebih baik dari kebanggaan yang kami rasakan saat menyeruput secangkir kopi kami sendiri, kopi Kawisari yang indah.
Kopi kami ditanam tanpa pupuk sintetis atau bahan kimia, yang berarti udara, tanah, dan air yang lebih bersih untuk perkebunan kami yang rimbun di Gunung Kawi. Hanya pupuk organik yang digunakan dalam proses penanaman dan produksi kami, seperti ampas kopi, kotoran sapi, dan kompos.
Dari stoples kaca yang dapat digunakan kembali, kertas yang dapat terurai secara hayati hingga kain yang dapat digunakan kembali yang diproduksi oleh pengrajin dan wanita lokal, 80% produk kami dikemas dalam bahan yang dapat terurai secara hayati. Kami tidak percaya pada penggunaan plastik, dan kami tetap setia pada misi kami untuk tetap menjadi perkebunan kopi paling alami dan berkelanjutan di Indonesia.
100% produk lokal dan 110% Indonesia. Perkebunan kopi kami dirawat oleh generasi petani yang tinggal di desa-desa terdekat. Semangat kami adalah untuk melestarikan tradisi Jawa berabad-abad – rasa hormat dan terima kasih kepada budaya dan alam kita yang kaya.
